Pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan di Indonesia saja tetapi di seluruh dunia. Sudah lebih dari satu tahun pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia. Sesuai dengan peraturan pemerintah setiap orang wajib melakukan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), kemudian sebagai pelengkap aksi 3M ada gerakan 5M protokol kesehatan (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan serta Membatasi mobilisasi dan interaksi). Hal ini dilakukan untuk memutus rantai pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease) yang sangat mematikan.
Berbagai upaya telah dilakukan agar masa pandemi segera berakhir karena pandemi menghancurkan seluruh sektor kehidupan, salah satunya sektor pendidikan. Masa pandemi Covid-19 membuat pola pendidikan berubah. Proses pembelajaran di mana biasanya dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka tetapi sejak pandemi berlangsung secara jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Guru, siswa, dan orang tua dituntut untuk bisa menghadirkan proses pembelajaran yang efektif dan aktif walaupun dilaksanakan dari rumah masing-masing. Pandemi ini menjadi tantangan tersendiri yang menuntut kreativitas guru dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran yang dilakukan secara daring.
Suka, duka, dan hikmah dirasakan tenaga pendidikan, khususnya guru dalam pelaksanaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Dari sisi keunggulan hal ini telah menjejakkan proses pendidikan di tanah air ke arah digitalisasi tetapi di sisi lain juga menimbulkan hambatan. Bagi daerah tertentu mengalami berbagai kendala, seperti akses internet dan keterbatasan siswa yang mempunyai handphone android. Selain itu, proses belajar mengajar yang membutuhkan praktik secara langsung juga mengalami kendala.